Banjir Bandang Hantam Pamsimas di Desa Lumpang Purbalingga

    Banjir Bandang Hantam Pamsimas di Desa Lumpang Purbalingga
    BANJIR BANDANG : Banjir bandang yang meluap di Sungai Tuntung Gunung Desa Lumpang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jumat (31/12/2021) sore. / (FOTO: Doc Babinsa Koramil 12/Karanganyar)

    PURBALINGGA – Banjir bandang yang meluap di Sungai Tuntung Gunung Desa Lumpang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga menghantam dan merusak sarana-prasarana air minum yang dibangun melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) desa tersebut, Jumat (31/12/2021) sore.

    Berdasarkan keterangan Robitun Kadus II desa tersebut menjelaskan, banjir bandang yang melanda datang sekira pukul 17.00 WIB itu membawa material lumpur dan kayu, menghantam bronjong, sarana Pamsimas dan beberapa kerusakan di pinggir sungai.

    “Kejadian disore hari banjir yang tiba-tiba meluap menghanyutkan sarana prasarana Pamsimas desa kami, ” ungkapnya.

    Sementara itu, Babinsa Koramil 12/Karanganyar Kodim 0702/Purbalingga untuk wilayah Desa Lumpang, Sertu Soiman saat dikonfirmasi mengatakan, akibat hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan air meluap dan banjir bandang di Sungai Tuntung Gunung desa tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun cukup menghambat pembenahan fasilitas desa. Pihaknya masih menunggu hasil inventarisasi kejadian dan kerugian.

    “Beruntung tak ada korban jiwa. Namun kerusakan membuat Pamsimas harus dibenahi lagi. Dan segera kami koordinasikan dengan pihak terkait untuk pembenahannya, ” tuturnya.

    Menanggapi hal tersebut Sumaryo, M.Pd selaku ketua BPSPAM (Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum) desa tersebut mengatakan, membutuhkan pembenahan bronjong maupun sarana Pamsimas segera karena keberadaan Pamsimas sangat dibutuhkan warga desa setempat terutama Kadus II RT 01/RW 02.

    “Untuk antisipasi ke depan, kami membutuhkan bantuan anggaran untuk membuat Bronjong di sepanjang aliran sungai tersebut. Karena bisa saja ke depan ada banjir susulan yang lebih besar, ” katanya. 

    Ia menambahkan di Kadus II, tekstur tanah lincat, sehingga warga mengandalkan air tadah hujan. Kondisi tanah apabila kemarau dalam 3 hari saja sumber air mengering.

    “Dengan kondisi seperti itu sehingga Pamsimas sangat dibutuhkan dalam penyediaan air bersih jadi perlu pembenahan segera, ” pungkasnya. (RP)

    Ratna Palupi

    Ratna Palupi

    Artikel Sebelumnya

    Polres Purbalingga Beri Bantuan Warga Terdampak...

    Artikel Berikutnya

    Apel Pengamanan Tahun Baru, Cegah Kerumunan

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing
    Hendri Kampai: Harta Karun Indonesia, Jangan Sampai Jatuh ke Tangan yang Salah!
    Mengapa Finlandia dan Denmark Lebih Bahagia Daripada Amerika Serikat

    Ikuti Kami